MEMAHAMI CARA BELAJAR ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa pencarian identitas
diri. Remaja biasanya berbuat segala
hal tanpa peduli pada budaya hidup yang seharusnya dijaga. Hal ini merupakan akibat dari pengaruh lingkungan budaya barat.
Inilah kenyataan yang dialami oleh kebanyakan remaja dewasa ini. Semuanya larut
dalam budaya hidup modern pada
zaman yang lagi nge-trend. Rumah dan orang tua pun menjadi seperti penjara.
Maka lahirlah bentrokan antar generasi, remaja Vs Orang tua. Remaja dengan cita-cita gaya modernnya dan orang
tua dengan adat istiadat
warisan budaya leluhurnya. Penyebabnya hanyalah remaja ingin bebas dan ingin tampil gaul. Kenyataanya lalu kita temukan di mana-mana.
Di lokasi pertokoan anak-anak remaja berkeliaran dengan seragam sekolah pada
jam yang seharusnya mereka berada
di sekolah. Dan parahnya lagi mereka mulai bersahabat dengan rokok sambil Geke Gole.
Remaja kini memang lagi mencari format
untuk dirinya sendiri. Sayangnya mereka lupa bahwa mereka masih memiliki sedikit pengalaman dan sedikit ilmu, dan pada
akhirnya mereka lepas kendali. Maka hal yang menjadi sasaran adalah sekolah. Sekolah sebenarnya merupakan
tempat untuk menimba masa depan, dijadikan sebagai tempat untuk menghilangkan
rasa stres, kecewa dan sakit hati terhadap orang tua mereka. Bahkan
agama yang menjadi harapan penyadaran, telah dirasa sebagai tempat yang mebuang-buang waktu. Gereja
lalu beralih profesi menjadi tempat bercurhat, pacaran, dan bermesraan.
Bila dikaji lebih jauh, proses pendidikan pada anak-anak bukan hanya saat
mereka beranjak remaja atau dewasa tetapi proses belajar itu terjadi sejak si
buah hati berada di dunia. Maka peran keluarga pun menjadi lebih penting jika
dibandingkan dengan anak berada di sebuah lembaga. Dapat dibandingkan bahwa
anak lebih banyak berada di rumah daripada berada di sekolah. Dengan demikian
keluarga, terutama orang tua harus selalu memahami karakter anak mereka agar
kelak mereka menjadi orang yang berkarakter mulia dengan dibekali pendidikan
baik di bidang formal maupun di bidang informal.
Pada titik ini, pertanyaanya adalah di mana letak pemahaman orang tua
terhadap karakter anaknya orang tua? Orang tua yang menjadi agen seharusnya
mengerti dan mengenali watak si buah hati mereka sehingga didikan yang
diberikan terhadap anak pun tidak salah sasaran. Karena itu, dalam makalah
singkat ini, kami akan menguraikan tentang bagaimana orang tua memahami cara
belajar anak.
1.2.
TUJUAN
Dalam
makalah yang dibuat ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai adalah,
1. Memberikan
penyadaran kepada orang tua agar mereka dapat memahami gaya belajar atau cara
belajar dari anak mereka
2. Dengan
memahami gaya belajar anak maka, orang tua pun akan dengan mudah membimbing
anaknya untuk lebih rajin belajar dengan pola atau metode yang diterapkan
3. Agar
kami anak-anak juga dapat memahami diri dengan segala karakter kami, sehingga
kami pun mampu mengenali diri kami sendiri sehingga kami dapat menjadi orang
yang berguna bagi nusa dan bangsa.
1.3.
SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah sederhana ini dibagi dalam tiga
bagian besar yang terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup.
Pada bab pendahuluan kami menguraikan tentang
latar belakang bagaimana seorang remaja mengeekspresikan dirinya sebagaimana
seorang remaja. Tetai pada sisi lain remaja juga adalah seorang pelajar, maka
dia harus memilih jalan yang terbaik untuk dirinya demi perkembangan masa
depannya. Sehingga dengan demikian, orang tua sebagai agen juga tidak lepas
tangan, tetapi mereka yang menjadi penopang semangat untuk remaja mereka.
Pada bab isi, kami memunculkan ide dari
David Kolb pengarang buku Styles of Learning Inventiry (1981) tentang “Gaya
Belajar Anak”.
Akhirnya pada bab penutup kami hanya
memberikan kesimpulan dan usul saran untuk pengembangan proses belajar kami.
BAB II
MEMAHAMI GAYA BELAJAR
ANAK
2.1. Pengaruh Terhadap Proses Belajar
Anak
Dalam membantu proses belajar anak-anak
mereka, Kolb mengajurkan para orang tua untuk mencoba mangenali gaya belajar
yang dimiliki buah hatinya! Dengan mengenali dan memahami gaya belajar
anak-anak, teneunya akan sangat membantu proses belejar mengajar menjadi jauh
lebih efektif. “Teori dan temuan tentang gaya belajar, memang sudah banyak
diungkapkan, namun bagi Kolb, proses belajar cenderung dipengaruhin oleh empat
kutub, yaitu:
Ø Kutub
perasaan/ feeling (pengalaman konkret),
Seorang
anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi pengalaman konkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama,
dan sensitifitas terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar, anak
cenderung terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
Ø Kutub pemikiran/ thinking (konsep abstrak)
Anak belajar melalui pemikiran dan lebih
terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan
pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Dalam proses
belajar, anak-anak mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan
teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Ø Kutub
pengamatan/ watching (obserfasi reflektif)
Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya
pada pengamatannya sebelum menilai, menyimak suatu permasalahan dari berbagai
perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses
belajar, anak akan menggunsksn piksrsn dan perasanya untuk membentuk opini atau
pendapat.
Ø Kutub tindakan/ doing (experimental aktif)
Anak belajar melalui tindakan, cenderung
kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, mengabil resiko dan mempengaruhi
orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, anak akan memghargai
keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruh pada orang lain dan
prestasinya.
2.2. Gaya Belajar Anak
Menurut
Kolb tidak ada individu yang gaya belajarnya mutlak didominasi oleh salah satu
dari kutub tadi. “Yang biasanya terjadi dalam kombinasi dari dua kutub dan dan
membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar. Empat kutub diatas
membentuk empat kombinasi gaya belajar”. Berikut ini kombinasi gaya belajar
tersebut:
1. Gaya
Diverger
Gaya
belajar ini merupakan gaya belajar kombinasi perasaan dan pengamatan.
Anak yang mempunyai gaya belajar ini,
akan unggul dalam melihat situasi konkret dari banyak
sudut pandang yang berbeda. Umumnya mereka, juga sangat menyukai isi budaya
serta mengumpalkan berbagai informasi
2. Gaya
Assimillator
Gaya belajar ini
merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati. Anak yang mempunyai tipe ini,
lebih memahami berbagai sajian informasi serta merangkumnya dalam satu format
yang logis, singkat dan jelas. Umumnya kurang perhatian pada orang lain dan
lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak. Dan cenderung lebih teoritis.
3. Gaya
Conferger
Gadalah kombinisi dari
pola berpikir dan berbuat. Anak-anak yang memiliki tipe ini, akan unggul dalam
menemukan fyngsi praktis dari berbagai ide maupun teori. Kemampuan ini membuat
mereka bisa memecakan masalah dan mengambil keputusan. Umunya kecenderungan untuk menyukai
tugas-tugas yang bersifat teknis ( aplikatif ) sangat tinggi dibandingkan
masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
4. Gaya
Accomodator
Gaya yang satu ini
adalah kombinasi dari kutub yang dominan
Pada perasaan dan tindakan. Anak-anak
dengan tipe ini, mempunyai kemampuan
belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukunya. Umumnya
mereka cenderung bertindak melalui intiisi atau dorongan hati, dibandingkan
menganalisisnya secara logis.Dalam menyelesaikan masalah tersebut, mereka akan
lebih mempertimbangkan factor manusiawi dalam mendapatkan masukan ataupu
informasi dari pada analisis teknis.
BAB 111
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik
bagi anaknya masing-masing. Untuk mewujudkan keinginan tersebut maka, setiap
orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup, salah satunya adalah
pengetahuan tentang cara belajar anak Dalam membantu proses belajar pada anak
mereka, Klob mengnjurkan para orang tua untuk mencoba mengenali gaya belajar
yang dimiliki bua hatinya! Dengan mengenali dan memehami gaya belajar anak-anak
tentunya akan sangat membantu proses belajar mengajar agar jauh lebih efektif.
2.
Saran
Melalui Makalah sederhana ini,
penulis berharap agar setiap anak harus lebih giat lagi dalam proses belajar-nya
masing-masing. Menurut Kolb setiap orang tua harus mencoba mengenali gaya
belajar yang dimiliki anaknya masing-masing.